Kitab Jenazah--- Mentalqin orang yang akan meninggal



Mentalqin orang sakit yang sedang sakaratul maut dimana ruh belum keluar dari jasad,sehingga ketika meninggal dunia akhir dari ucapannya adalah Laa Illaaha Illalloh.



Ada beberapa adab bagi orang-orang yang ada disisi orang yang sedang sakaratul maut,diantaranya :

1. mentalqin orang tersebut untuk mengucapkan kalimat syahadat

dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiyaulahu anhu,berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Talqinilah orang yang akan mati diantara kalian kalimat laa ilaaha illalloh (barangsiapa yang akhir ucapannya laa ilaaha illalloh ketika akan mati, maka ia masuk jannah suatu hari di antara masa yang berjalan,meskipun ia mendapatkan apa yang ia dapatkan sebelumnya) (Shahih, HR Muslim 917,Abu Daud 3117, An Nasaai 1826,At Tirmidzi 976,Ibnu Majah 1445)



2. mendoakan kebaikan untuknya dan tidak mengatakan sesuatu di hadapannya kecuali perkara yang baik

dari Ummu Salamah radhiyaulahu anhu ia berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam masuk ke rumah Abu Salamah yang meninggal matanya terbelalak, lalu beliau memejamkan kemudian bersabda, Sesungguhnya roh apabila di cabut diikuti oleh mata.

Maka beberapa orang dari keluarganya menjerit, beliau bersabda, janganlah kalian mendoakan diri sendiri kecuali dengan kebaikan, karena para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan. Kemudian beliau berdoa : Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya dalam orang-orang yang diberikannya hidayah, luaskanlah kuburnya, berilah cahaya padanya dan gantilah pada keturunannya dengan keturunan yang shalih (Shahih, HR Muslim 920)



3. Talqin itu bukan dilakukan dengan menyebutkan kalimat syahadat di dekat orang yang akan mati dan menperdengarkan kalimat itu kepadanya. Tetapi yang benar adalah menyuruh orang yang akan mati untuk mengucapkan kalimat tersebut.

Dalilnya dari Anas bin Malik radhiyaulahu anhu, ia berkata : Rasulullah shallahu alaihi wa sallam pernah menjenguk seseorang dari kalangan Anshar lalu beliau mengatakan : wahai kholi (paman dari ibu) katakanlah laa ilaaha illalloh. Orang itu bertanya khol atau amm (paman dari bapak) kata Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : khol. Lalu orang itu berkata : apakah lebih baik bagiku untuk mengucapkan laa ilaaha illalloh? Nabi shalallahu alaihi wa sallam menjawab : benar (Shahih, HR Ahmad 3/152,154,268)





Adapun membaca surat Yasin di samping orang yang akan meninggal tidak ada satu hadits pun yang shahih dalam hal ini, oleh karenanya haditsnya Lemah dan palsu, maka tidak bisa kita amalkan

a. "Surat Yaasiin itu hatinya Al Qur'an, tidaklah seseorang membacanya karena mengharapkan keridhaan Allah dan negeri akhirat (surgaNya), melainkan akan diampuni dosanya. Oleh karena itu, bacakanlah surat Yaasiin itu untuk orang-orang yang akan mati di antara kalian."
Hadits ini: LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasa'i dalam kitab 'Amalul Yaum wal lailah (no. 1083) dari jalan Mu'tamir, dari ayahnya, dari seseorang, dari AYAHNYA, dari Ma'qil bin Yasar, ia berkata: "Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,..."Dalam hadits ini ada tiga orang yang majhul (tidak diketahui namanya dan keadaannya). Jadi, hadits ini lemah dan tidak boleh dipakai.

b. "Bacakan surat Yaasiin kepada orang yang akan mati diantara kalian."
Hadits ini : LEMAH

diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud (no.3121), Ibnu Abi Syaibah, an-Nasa'i dalam Amalil Yaum wal Lailah (no.1082), Ibnu Majah (no.1448), al-Hakim (I/565), al-Baihaqi (III/383) dan Ath-Thayalisi (no.973), dari jalan Sulaiman at-Taimi, dari ABU 'UTSMAN 9 (bukan an-Nahdi), dari AYAHNYA, dari Ma'qil bin Yasar, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah SAW:..."
Hadits ini LEMAH karena ada tiga sebab yang menjadikan hadits ini lemah:
1. ABU 'UTSMAN seorang rawi majhul.
2. AYAHNYA juga majhul.
3. Hadits ini mudhtarib (goncang) sanadnya.
Kesimpulan: Hadits ini lemah dan tidak boleh dipakai hujjah.

c. "Tidak ada seorangpun yang akan mati, lalu dibacakan surat Yaasiin, di sisinya (yaitu ketika ia sedang naza'/sakaratul maut) melainkan Allah akan mudahkan (kematian) atasnya."
Hadits ini: PALSU

diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan (I/188) dari jalan Marwan bin Salim Aljazary , dari Shafwan bin 'Amr, dari Syuraih, dari Abu Darda secara marfu'.
Dalam sanad hadits ini ada seorang rawi yang sering memalsukan hadits, yaitu Marwan bin Salim Aljazary .
Kata Imam Ahmad dan an-Nasa'i: "Ia tidak bisa dipercaya." ,

kata Imam al-Bukhari, Muslim, dan Abu Hatim: "Ia munkarul hadits." ,

kata Abu Arubah al-Harrani: "Ia sering memalsukan hadits."
Jadi, hadits-hadits tentang fadhilah surat Yaasiin adalah LEMAH dan PALSU, sebagaimana keterangan di atas. Karena itu, hadits-hadits itu tidak bisa
dijadikan hujjah



Referensi :

Mukhtshar Shahih Al Bukhari Kitab Jenazah

Bulughul Marom Kitab Jenazah

Ahkamul Janaiz (Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani)

YASINAN oleh Yazid Bin Abdul Qadir Jawas (Penerbit Pustaka Abdullah, Jakarta,cetakan IV, 13 Rabiul Awal 1427 H/12 April 200