Ia hanya suka duduk tenggelam dalam imajinasi... Lihat postingan ini di Instagram Ia hanya suka duduk tenggelam dalam imajinasinya sendiri. Bersama dunia yang perak mengelabu seperti cermin yang pinggirnya berjejak noda-noda ricik di sore itu sehabis memetik huruf dari koran. Mengeja kejadian demi kejadian, rangkaian-rangkaian peristiwa, objek yang bernyawa maupun tidak. Keras-keras ia memeras pustaka kata dalam kepalanya berharap menemukan huruf-huruf yang bisa ia pintal menjadi rangkaian kalimat. Ia suka menari diantara sajak-sajak itu tanpa ada yang mengusik. Kecuali deru angin yang tiba-tiba kencang sesekali membuat balungnya gemeretak dan memaksa kedua tangannya beralih memeluk raganya yang kedinginan. Dan nyamuk-nyamuk yang bergaung yang tetap bertamu walau tak pernah di jamu. Juga yang pergi sudah hampir tiga musim belum bertemu. Dibalik jendela itu sudah kosong, anak-anak tak lagi mengayuh sepeda di lapangan. Layang-layang tlah berhenti mengudara pulang di tembok-tembok ruang tak di huni berteman dengan kayu-kayu bekas, jaring laba-laba, kenangan-kenangan usang. kecuali langit yang ruamnya merona. Kecuali cahya-cahya lampu yang mulai memercik bergatian dari jalan-jalan, dari rumah-rumah,dari sudut-sudut gelap mereka memancar. ...continue #sapardidjokodamono #sastraindonesia #classicliterature Sebuah kiriman dibagikan oleh INNER PEACEs (Seirii Ryu) (@ryuyuugure.nyan) pada 6 Sep 2020 jam 11:35am PDT