Beberapa minggu belakangan ini, setelah Arashi Blast in Miyagi rilis dan saya menontonnya, ada satu hal yang mengganggu saya.

Ketika 嵐 dan beberapa choir dari SMA di Miyagi menyanyikan lagu Kansha Kangeki Ame Arashi, mata saya berkaca-kaca. Saya mengulang bagian itu beberapa kali, sambil menyerap lirik lagu itu.

Ah, saya teringat masa-masa SMA dan ketika mengerjakan tugas akhir strata satu saya. Lagu 嵐 berhasil membuat saya ingin melangkah lagi, setelah sekian lama saya berjalan di tempat.

Saya mempunyai banyak mimpi, dari mimpi yang mungkin tidak bisa saya capai sampai mimpi yang bisa kapan saja saya bisa gapai, dengan syarat saya cukup punya nyali untuk itu. Ya, sebuah nyali, keberanian, untuk melangkah kemudian berjalan dan berlari untuk mendapatkannya. Namun entah kenapa setelah saya lulus kuliah, saya semakin pesimis dan terlalu pengecut untuk melangkah. 

Kesempatan ada karena di cari kan? Atau bisa saja datang sendiri tetapi saya melewatkan keduanya. Hingga saya seperti sekarang. Saya selalu mencari pembenaran ketika orang-orang bertanya tentang cita-cita atau mimpi-mimpi saya dulu sampai akhirnya mereka berhenti menanyakannya. Entah mengerti bahwa saya mustahil menggapainya atau karena mereka berpikir saya hanya tukang berkhayal.

Mimpi saya sederhana, sejak dulu, sejak saya candu terhadap manga atau komik bahasa awamnya. Saya bermimpi untuk sekolah di Jepang. Sebatas S1 atau S2. Kemudian, setelahnya saya hanya ingin menjadi peneliti. Cita-cita saya perlahan terkikis terbentur kenyataan bahwa tidak sesederhana itu untuk sekolah di negeri orang. Tetapi saat SMA saya masih mengusahakannya. Meskipun akhirnya saya gagal karena minimal nilai UAN saya tidak memenuhi persyaratan. Saya tidak pintar tapi saya tahu saya bakal bisa kalo saya rajin.

Memasuki kuliah, saya lupa dengan mimpi saya. Saya terlalu excited dengan kehidupan baru saya, setelahnya sekitar 3 tahun saya memulai lagi mimpi itu tetapi lagi-lagi terbentur kenyataan. Bedanya saat itu saya tidak berani. Saya takut gagal, saya terlalu larut dalam zona nyaman saya selama itu. Sampai sekarang, saya takut memulai mimpi itu karena takut gagal padahal mimpi-mimpi itu selalu ada dalam diri saya.

Sekarang, setelah menonton konser 嵐 Blast in Miyagi, saya kembali berpikir, saya harus bagaimana? Memulai kembali apa menguburnya? Atau ada jalan lain yang lebih masuk akal karena terhitung 3 bulan dari sekarang saya akan menikah.

Sepertinya, mimpi-mimpi itu akan selalu menghantui saya sampai saya mewujudkannya, setidaknya sampai saya berusaha untuk mendapatkannya.

Hai 嵐, kalian selalu tahu bagaimana membuat saya bingung dan jatuh bangun ke dalam kolam cita-cita saya. :)


via Pages of My Life
Your own website,
Ameba Ownd

You know, for 3-4 years i feel like i live in my imagination.

Everything goes like river. Like or not, you just go with the flow.

Sometimes, i try so hard to go out from my river flow but it's too comfort and doesnt have dangerous things.

But i'm wrong. This pattern wont go well. It slowly kill my brain. My imagination killed my real life. 

I must go out from this flow as soon as possible. I dont want always like this. 

Thing doesnt change if i dont have a courage to cross it. 


via dita 's Ownd
Your own website,
Ameba Ownd

If you feel your life too comfortable and easy to live in, what will you do?

If you feel your life too cruel but nice at the same time, what will you do?

If you feel your life not same as you think, what will you do?

If you feel you lost your passion, what will you do?

If you feel you always searching your true dream but you never find anything, what will you do?

My answer :
It's necessary for us, people, never get enough what we have. but you could just leave like that or searching another options for your better life.


And now, actually, i'm lost


via dita 's Ownd
Your own website,
Ameba Ownd