Ghaitsa Myatkhanのブログ -2ページ目

GEOLOGI STRUKTUR DAN STRUKTUR GEOLOGI

RESUME

1. GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.

2. STRUKTUR GEOLOGI
Struktur geologi itu kenampakan dari suatu penampang terukur, yang di peroleh secara quick section dan detail section. hasil dari pengukuran kenampakan ini yang di sebut struktur geologi. hasilnya macam2, bisa perlapisan batuan (sedimentasi), metamorfosa batuan, batuan induk & beku, umur geologi, tebal lapisan, sifat batuan, jenis batuan dll. Data geologi struktur itu di gunakan untuk eksplorasi mineral. Hasil akhir di tuangkan dalam bentuk kolom stratigrafi, ini untuk penelitian di satu daerah sampel (formasi tertentu), tapi kalo di korelasi dengan banyak daerah bisa jadi peta struktur.

2.1 Sesar (Fault)
Sesar didefinisikan sebagai rekahan/retakan pada batuan penyusun bumi yang telah atau sedang mengalami pergerakan. Berdasarkan gerak patahannya, sesar dibagi menjadi tiga, yaitu : sesar normal (normal fault), sesar naik (reverse fault) dan sesar mendatar (lateral fault). Dari ketiga jenis ini berkembang beberapa jenis, seperti thrust fault dan oblique normal fault. Penentuan blok yang mana sebagai foot wall dan hanging wall ditentukan dari posisi bidang sesarnya. Hanging wall relatif berada di atas bidang sesar, sedangkan foot wall relatif berada di bawah bidang sesar. Perbedaan reverse fault dan thrust fault lebih kepada besar sudut kemiringan dari bidang sesarnya. Apabila landai (<10 deg) disebut thrust fault, sebaliknya disebut reverse fault. Sedangkan oblique fault terjadi apabila gerakan pensesaran selain translasi juga bersifat rotasi. Lateral fault dibagi menjadi dua : left lateral (mendatar meng-kiri) dan right lateral (mendatar meng-kanan). Penentuannya didasarkan pada blok mana yang pergerakannya relatif mendekati pengamat apabila seorang pengamat berdiri persis di garis batas foot wall dan hanging wall. Pada kenyataannya, sangat sulit mendapatkan kenampakan pensesaran yang ideal, terlebih lagi iklim di negeri kita yang tropis. Pada iklim tropis, proses pelapukan batuan berlangsung lebih intensif sehingga merusak dan mengubur tanda-tanda pensesaran di permukaan bumi. Namun tanda-tanda adanya sesar dapat diketahui antara lain melalui : zona hancuran, gores- garis, gawir sesar, triangular facet, pengkekaran intensif, perubahan litologi yang tiba-tiba, breksi sesar, milonit dan pembelokan sungai secara tiba-tiba.

2.2 Lipatan (Fold)
Lipatan(Fold) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan/ gelombang/ lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa tekanan yang merupakan suatu perubahan bentuk atau volume dari suatu material yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur bidang atau garis di dalam material tersebut . nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipat an, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan lain-lain. Dalam bidang pertambangan lipatan yang sangat dicari atau menguntungkan karena pada lipatan tersebut terdapat bahan tambang yang berharga lipatan yang dicari biasanya yang berbentuk antiklin atau sinklin karena berhubungan dengan endapan gas dan minyak. Manfaat lipatan sendiri pada analisa struktur antara lain : untuk keperluan teknik sipil, mitigasi bencana alam geolo gi, eksplorasi mineral termasuk gas dan minyak bumi dan hidrogeologi.

2.3 Kekar (Joint)
Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan.Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau sebagai jalan bagi aliran air tanah. Kekar dapat terbentuk sebagai:
1. Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk poligonal yang memanjang.
2. Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.
3. Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat pergerakan permukaan bumi.



*ghaitsa*
tek-geologi undip'10


DASAR TEORI LAPORAN STRATIGRAFI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
The Present Is The Key to the Past. Pernyataan ini sangat popular di kalangan geologist, dimana ini berarti kejadian geologi yang terjadi pada masa sekarang itu sudah terjadi pula pada masa lampau. Sebagai seorang geologist, inilah yang harus dipelajari untuk dapat terjun dan melakukan penelitian di lapangan. Permukanan muka bumi kita sebagian terdapat macam – macam batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf yang terbentuk akibat proses geologi baik secara endogen maupun eksogen. Batuan yang terbanyak didapati adalah batuan sedimen. Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan batuan sedimen lainnya. Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi. Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi Dalam hal ini batuan sedimen terbentuk akibat factor kimia, fisika dan biologi dan yang terpenting pada batuan ini ialah berhubungan erat dengan keberadaan energi fosil serta minyak dan gas bumi.

1.2 Maksud dan Tujuan
• Mengetahui urutan kejadian geologi
• Mampu menjelaskan jenis-jenis strata
• Mampu membedakan jenis-jenis kejadian geologi

1.3 Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 November 2010.


BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.

2.2 Sejarah Stratigrafi
Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan tanah merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka, bisa dibuat perbandingan pada sebuah daerah yang luas. Setelah beberapa waktu, dimiliki sebuah sistem umum periode-periode geologi meski belum ada penamaan waktunya. Stratigrafi adalah ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, “Bapak stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil yang terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni untuk menggolongan dan menentukan umur batuan. Pada tahun-tahun berikutnya, pemelajaran minyakbumi secara khusus telah memberikan konsep yang sedikit berbeda terhadap istilah stratigrafi. Konsep yang baru itu tidak hanya menekankan masalah penggolongan dan umur, namun juga litologi. Berikut akan disajikan beberapa contoh yang menggambarkan konsep-konsep tersebut di atas. Moore (1941, h. 179) menyatakan bahwa “stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas tentang definisi dan pemerian kelompok-kelompok batuan, terutama batuan sedimen, serta penafsiran kebenaannya dalam sejarah geologi.” Menurut Schindewolf (1954, h. 24), stratigrafi bukan “Schichtbeschreibung”, melainkan sebuah cabang geologi sejarah yang membahas tentang susunan batuan menurut umurnya serta tentang skala waktu dari berbagai peristiwa geologi (Schindewolf, 1960, h. 8). Teichert (1958, h. 99) menyajikan sebuah ungkapan yang lebih kurang sama dalam mendefinisikan stratigrafi sebagai “cabang ilmu geologi yang membahas tentang strata batuan untuk menetapkan urut-urutan kronologinya serta penyebaran geografisnya.” Sebagian besar ahli stratigrafi Perancis juga tidak terlalu menekankan komposisi batuan sebagai sebuah domain dari stratigrafi (Sigal, 1961, h. 3). Definisi istilah stratigrafi telah dibahas pada pertemuan International Geological Congress di Copenhagen pada 1960. Salah satu kelompok, yang sebagian besar merupakan ahli-ahli geologi perminyakan, tidak menyetujui adanya pembatasan pengertian dan tujuan stratigrafi seperti yang telah dicontohkan di atas. Bagi para ahli geologi itu, “stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan berbagai hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai sejarah geologi yang terkandung didalamnya, melainkan juga untuk memperoleh jenis-jenis pengetahuan lain, termasuk didalamnya pengetahuan mengenai nilai ekonomisnya” (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 9). Konsep stratigrafi yang luas itu dipertahankan oleh subkomisi tersebut yang, sewaktu memberikan komentar terhadap berbagai definisi stratigrafi yang ada saat itu, menyatakan bahwa stratigrafi mencakup asal-usul, komposisi, umur, sejarah, hubungannya dengan evolusi organik, dan fenomena strata batuan lainnya (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 18). Karena berbagai metoda petrologi, fisika, dan kimia makin lama makin banyak digunakan untuk mempelajari strata dan makin lama makin menjadi bagian integral dari penelitian stratigrafi, maka kelihatannya cukup beralasan bagi kita untuk mengadopsi konsep stratigrafi yang luas sebagaimana yang diyakini oleh subkomisi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, W. dan Surono, dkk, 1992, Peta Geologi , Yogyakarta.

SOEJONO, M, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 25.

SUKENDAR, A, 2002, Kumpulan Materi Kuliah Geologi Fisik dan Geologi Dinamis, Program Studi Teknik





*ghaitsa*音譜
tek-geologi undip'10

SU SHOW

ラブラブ!SUPER SHOW 3 INDONESIA目

★゚・:,。゚☆COME AND JOIN US!!゚★゚・:,。゚☆
音譜恋の矢그것을 놓치지 마세요!ドキドキラブラブ